Enrekang – Masyarakat 5 dusun di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) secara swadaya membuat jembatan penyambung antara dusun. Pembangunan itu terakhir tersisa hutang Rp 14 juta saat jembatan telah usai.
“Masyarakat dari 5 dusun secara swadaya membuat dan ada pula dibuka bantuan untuk pembangunan Jembatan Loeng,” kata Kepala Dusun Kaluppini Muh Salata ke
Ia menjelaskan keseluruhan ongkos pembangunan jembatan capai Rp 71 juta. Sementara dari swadaya dan bantuan yang terkumpul baru sekitaran Rp 57 juta.
“Jadi ongkos pembangunan Rp 71 juta dan terkumpul Rp 57 juta. Masih tetap ada sekitaran Rp 14 juta sebagai hutang sesudah kami kalkulasi,” jelasnya.
Salata menjelaskan hutang Rp 14 juta itu adalah bahan bangunan yang dibeli ke toko. Bahan bangunan itu yang digunakan membuat jembatan.
“Hutang itu tujuannya kami telah mengambil bahan bangunan seperti semen di toko dan belum dibayar,” jelasnya.
Ia menjelaskan masyarakat dari 5 dusun disekitaran ikut menolong pembangunan jembatan. Mereka mengetahui keperluan atas jembatan ini penting.
“Pembangunannya dilaksanakan dengan swadaya oleh warga 5 dusun yaitu Kaluppini, Lembang, Ranga, Tokkonan dan Rosoan. Dan memang 5 dusun ini yang sejauh ini memerlukan kedatangan jembatan penyambung ini,” paparnya.
Sekarang ini katanya, masyarakat tetap berusaha kumpulkan dana baik swadaya atau bantuan agar bisa membayar hutang. Salata memandang masyarakat demikian semangat menolong baik dana atau tenaga.
“Jadi sementara pengumpulan kembali dan bagaimana inovatifnya warga. Belum mengetahui berapakah yang masuk kembali ini,” terangnya.
Ia menjelaskan dana dusun tidak bisa digunakan membuat jembatan. Argumennya karena jembatan itu bukan jalan dusun.
“Tidak dapat menggunakan dana dusun karena itu bukan jalan dusun, itu jalan kabupaten . Maka ketentuan kita tidak dibolehkan menggunakan bujet dusun,” tuturnya.
Sebelumnya telah dikabarkan, jembatan menggantung yang menyambungkan 5 dusun di Kabupaten Enrekang putus gara-gara ditembus banjir besar. Masyarakat juga galang bantuan untuk percepat membuat jembatan baru.
“Itu awalnya ada jembatan menggantung tapi rusak karena banjir,” tutur masyarakat namanya Juliani